SLI – Medical Tourism secara definisi bahasa merupakan suatu perjalanan karena alasan kesehatan yang lebih cenderung menyangkut tindakan medis pengobatan (care), operasi ataupun tindakan media lainnya yang dilakukan terhadap penderita suatu penyakit atau kelainan kondisi kesehatannya.
Berbeda dengan pengertian health/wellness tourism, yakni suatu pariwisata kesehatan yang bertujuan untuk pemeliharaan atau pemulihan kesehatan dilakukan oleh orang yang sehat, tidak menderita suatu penyakit, atau orang yang baru sembuh. Wisata Medis secara umum merupakan bentuk baru pariwisata (Heung et al. 2011) atau suatu perjalanan yang terorganisir ke luar lingkungan lokal individu untuk pemeliharaan, peningkatan, dan pemulihan kesehatan dengan melakukan intervensi medis (Carl dan Carrera, 2010).
School of Life Institute pada event pertama kali ini, berkolaborasi dengan Kampus Desa Indonesia dan Asosiasi Wisata Medis Indonesia, menyelenggarakan sebuah seminar daring atau webinar mengenai Medical Tourism yang dihadiri oleh 37 Peserta pada tanggal 17 Juli 2021.
Acara ini dimoderatori oleh dr. Dito Anurogo, M.Sc yang juga sebagai Founder dari School of Life Institute dan pemateri DR. dr. Taufik Jamaan, Sp.OG yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia.
Medical Tourism itu sendiri merupakan salah satu potensi di bidang business development, wisata medis masa depan Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali potensi terlebih dari sektor pariwisata maupun sektor kesehatan. Adapun tujuan dan keuntungan dari Medical Tourism ini seperti mendapatkan perawatan yang jauh lebih privat dari layanan rumah sakit umumnya, namun dengan standar fasilitas Rumah Sakit di negara Eropa dan USA dimana pasien sebagai target pasar medical tourism ini, pasien dapat menghabiskan waktu penyembuhan dengan bersantai dan menikmati suasana di lingkungan luar rumah sakit sekaligus mendapat pengobatan dan paket perjalanan wisata.
Berikut skema 4 aspek utama dalam Medical Tourism:
Mengapa medical tourism menjadi suatu topik yang penting? Because tourism is a leading sector. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan dan minat mengenai wisata yang mengalami kenaikan setiap tahunnya, dan tentu saja di masa depan akan terjadi peningkatan wisatawan baik lokal maupun interlokal nantinya.
Medical Tourism tidak hanya berkontribusi dalam bidang medis saja, melainkan juga meningkatkan sektor lain seperti Travel Agency. Saat ini sudah ada banyak negara yang berlomba-lomba untuk mempromosikan Medical Tourism nya seperti Singapore, Malaysia, Thailand dan lainnya.
Healthcare Tourism memiliki dampak yang besar terhadap Indonesia. Jika sebelumnya banyak orang dari kalangan atas yang harus memilih medical and beauty treatment di negara tetangga, alangkah lebih baik jika Indonesia membangun sendiri dan mengembangkan potensi rumah sakit yang dapat bersaing dengan negara lain baik dari segi fasilitas maupun tenaga kesehatannya.
Dengan meng-upgrade lagi rumah sakit mulai dari layanan, fasilitas dengan meningkatkan potensi tenaga kesehatan, teknologi kesehatan, dan lain sebagainya. Bukan hanya menjadikan rumah sakit sebagai salah satu medical tourism, namun juga dapat menjawab tantangan dan menjadikan Indonesia sebagai Medical Tourism Destination yang dapat bersaing dengan negara tetangga lainnya. Karena IIndonesia terbukti memiliki banyak sekali tempat wisata yang bisa di explore lebih jauh dan masih banyak yang bisa dikembangkan.
Juru Bicara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi yang dikutip dari media Kompas, Selasa (18/8/2021) mengungkapkan, berdasarkan data yang dirilis PwC, Indonesia merupakan negara asal wisatawan medis dengan jumlah 600.000 orang di tahun 2015 dan terbesar di dunia. Umumnya pasien memilih perawatan medis ke luar negeri dengan alasan kurangnya mempunyai layanan medis domestik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit khusus
Seperti diketahui dalam beberapa tahun terakhir, negara di Asia seperti Thailand, Singapura, India, Malaysia dan Korea Selatan sedang mengembangkan wisata medisnya. Pada 2016, Thailand mencatatkan jumlah wisatawan medisnya mencapai 2,29 juta orang dengan nilai pasar mencapai 6,9 miliar dollar AS.
Ada banyak orang yang mengeluarkan biaya fantastis untuk mendapatkan layanan kesehatan di luar negeri. Berbagai alasan mulai dari brand rumah sakit, fasilitas, tenaga medis dan lain sebagainya, menjadikan orang-orang lebih memilih berobat di negara lain bandingkan dengan di Indonesia.
Jika Medical Tourism lebih diperhatikan dan dikembangkan di Indonesia, tentunya tidak hanya menaikan keuntungan bagi sektor kesehatan, tapi juga dapat menguntungkan pasien dan bisa memberikan dampak ekonomi terhadap negara tersebut, seperti menaikan sektor pariwisata dan menambah pemasukan visa bagi turis negara lain yang ingin berobat di Indonesia.
(Penulis Dwiarti Rahma Utami, Mahasiswi Internship di School of Life Institute (SLI), dengan supervisi langsung oleh: dr. Dito Anurogo, M.Sc.)